Rabu, 27 Juni 2012

Letter (Thanks, My Bias)


I closed my eyes, tried to avoid this painful headache and forgot the thoughts about him. For five seconds I had tried to close my eyes, calmed my mind.

A figure appeared and messed everything…
He was standing there with his angelic smile that I hated so much…
I saw his small eyes that almost unseen …
I saw his handsome smile, but saw those tears clearly…

Started to hate it, I opened my eyes widely and I took a deep sigh as I woke up hardly. I leaned my shoulders against the wall and closed my eyes again. Unconsciously I re-thought about it again..

Did I love him?
This feeling had been so cold to feel that kind of feel.
This tears glance had no tears again to cry about it.
And this lip didn’t have any energy left to smile because of it..
I took a sheet of paper and tried to write what I felt..
Dear the one that I used to love

I stopped writing, and then made a double strike above it. It seemed it still could be read. “The one that I used to love”. It’s ridiculous. I changed it..

Dear You..
The one that always made me smile even when I was crying
The one that always made me cry even when I was smiling
The one that could make my day, but also broke my day easily
The one that taught me about this feeling
But also, the one that gave me know how hurt it was
The one that made me cry a river for a whole night just because a tiny thing
The one that gave me this pain, but the one that healed too
The one that I used to love, how are you?

I stopped writing and thought how silly I was. I squeezed and threw that paper and changed into the new one..


Hai.. it has been a long time I didn’t see you. How r you? Are you doing alright? I’m not. Just remember the day we first met.. Hmm.. that feeling that I used to have for you doesn’t seem alright now days.. I try to remember what I’ve done with you at the past. I recall for every beautiful memory that I’ve spent with your presence. But, I just end with that plain face. I don’t know why, I can’t cry or laugh. Does it means, am I starting to forget you? What’s your opinion?
Forget about those things.. You have to know that, I have changed. I was not a girl that you’ve known before. I was not a girl who cried whole night because of you. I was not a girl who screamed loudly because saw you were walking with someone else. I was not a girl who abandoned herself just to think and worry about you. I was not that girl anymore..
Finally I realized..
 If these tears were too precious for the one that never cried because of me
If this pure heart was too priceless for the one that never looked me
If this mind was too awesome for the one that never thought about me even for a second
And the last is.. I realized, If this girl never deserved you..
Look at to myself. I was nothing. Not even 1% of you..
Before this, I loved you so damn much. Until I realized, if this feeling would be nothing someday..
I know if my heart is going to shatter someday.. I loved you till I forget about reality..
Before, I always hoped I could be around you, cared for you, cheered for you, cried with you, gave my shoulders when you were sad, gave my hug when you were happy because reached something.
Be the one that heard all your stories, didn’t care even sad or happy stories.
The one that spent a weekend with you, laughed with you, walked in the street with you..
The one that got your kiss, your embrace, your smile, your affection, your care, and your love..
After I realized it, I didn’t want them anymore..
Even when I was around you or not, I would never change a thing..
I couldn’t change that stubborn you, my presence was not that big deal..
I was the one that you could not be proud of..
I believed there might be someone out there, the luckiest girl of my version that deserved you..
That could do better than I do for you..
Just with that thought, I could stop my tears
Since I couldn’t do those things, I just could believe if your future girl should be that perfect..
The one that deserved you..
I was that selfish to push this fate to make you as my destiny. But, don’t worry again, I won’t do that anymore..
Since now..
The last is..
Don’t be stubborn person anymore. You have to realize if you are not a superman, and never can be. You are a human, you deserve to cry and to smile..
Stop for being a selfish person who thinks he was alright all the time without anyone’s help..
And try to open yourself..
If you have problems tell your problems with the one you believe..
All of them are the things that I just could do..
I could not do more than that, even I could not do a thing for you..
I’m sorry I’ve loved you..
But now, it’s time to say goodbye.. I hope your life will be a great one with the one that you love like your great smile made my everyday..
Thanks to you..
Because of you, I have changed to be tough, to be the one that I haven’t imagined before..
Once again, thanks.. My first love, Lee Jinki..
               
        I ended that letter without gave my name. I didn’t realize if my cheeks were wet because my tears. Damn, I cry again..  I took a deep sigh again, I stood up hardly then went out from home, went to give this little letter..








Sabtu, 14 Januari 2012

Untitled

dedicated for myself (?) and my teacher who gave this assignment to me LOL happy reading ^^

Suara gemuruh yang berasal dari dapur pagi itu sukses membuatku terbangun dari alam bawah sadarku. Dengan berat aku membuka mataku. Tanpa sadar kakiku mengarahkanku dan menuntunku menuju ruangan, aku menjongkokkan tubuhku dan berdiam sebentar di atasnya. Beberapa detik pikiranku terbang, hampir saja terbawa oleh suasana. Aku bergegas bangun dan mencuci wajahku. Percikan air menerpa wajahku membuat rasa berat di mataku hilang. Aku melihat refleksi bayangan tubuhku sebentar tanpa berkata – kata. Tidak ingin syndrome pagi ini mengangguku lebih jauh, aku keluar dari kamar mandi dan seperti terhipnotis oleh pikiranku, aku menuju kamarku. Aku berdoa sebentar kepada Tuhan dengan bersimpuh. Huh, aku merasa kebih lega. Aku membuka sebuah benda berukuran persegi panjang di mejaku, menekan salah satu tombol di atasnya, dan lagi – lagi jiwaku pergi mengelana bersama lamunanku sembari menunggu benda persegi panjang itu siap dipakai. Aku bertopang dagu di depannya dan mulai bosan menunggunya siap untuk dipakai. Tidak lama gambar seseorang yang sudah tidak asing lagi dimataku muncul mengisi layar benda persegi panjang itu dengan penuh. Aku menghembuskan nafas kecil, jari – jariku berdansa di atas permukaan yang terdapat di atas benda persegi panjang ini, mengarahkanku untuk meng-klik sebuah ikon yang terdapat di layar. Klik klik, 2 kali aku harus meng-klik agar program yang aku inginkan bisa beroperasi. Hanya membutuhkan waktu kira – kira 5 detik untuk menunggu program itu agar bisa beroperasi. Sebuah kabel kuning aku tancapkan di salah satu lubang yang terdapat di benda persegi panjang ini. Aku membuka program yang lain dan lagi – lagi menunggunya siap untuk beroperasi. Aku melihat jendela program yang aku buka pertama kali, di situ aku melihat beberap list nama. Aku mencoba membuka sesuatu dan menuliskan sesuatu dan mengirimnya. Sembari menunggu teman yang kutuju membalas. Dengan malas aku membuka program lain yang sudah kubuka, dan lagi – lagi memilih salah satu daftar. Selang beberapa detik, terdengar seseorang wanita melantunkan sebuah lagu dengan bahasa dari negeri gingseng. Walaupun ini bukan bahasaku, tapi aku mengerti benar apa maksud lagu ini. Sekilas memang menyindirku..
Untuk membuatmu tersenyum
Aku hanya berfikir tentang itu
Kapanpun dan dimanapun kau
Aku selalu melihat dan merindukanmu
Dan khawatir hanya untukmu

Ada seorang wanita
Yang sangat mencintaimu
Ada seseorang wanita
Yang bahkan tidak bisa mengatakan “Aku mencintaimu”
Namun…
Ada seorang pria
Yang bahkan tidak tahu aku seperti ini
Yang mendapatkan cinta
Yang bahkan tidak tahu, apa itu cinta
    Baik, sedikit berlebihan bukan? Itu bukan perkara yang cocok dipikirkan oleh seseorang gadis yang baru berumur 15 tahun, bukan? Ya, aku melamunkan itu semua di tengah kesadaranku. Mengagumi seseorang yang bahkan tidak tahu diriku, mengkhawatirkan seseorang yang bahkan tidak tahu siapa namaku, darimana aku berasal. Sungguh tidak masuk akal, bukan? Aku sudah terjebak dalam minoritas ini selama lebih dari 2 tahun. Hidup dalam imajinasiku, hidup dalam mimpi – mimpiku. Terjebak dalam mimpi – mimpiku yang mungkin akan sangat sulit untuk aku raih. Tapi, karenanya aku berani untuk bermimpi. Karenanya, aku bisa menyadari bahwa tidak ada satupun mimpi yang bisa ditertawakan. Walaupun kemungkinan itu sangat kecil, tapi itu tetap saja kemungkinan bukan? Dalam hidup ini hanya ada dua kemungkinan 99% gagal atau 1% berhasil, atau sebaliknya. Konyolnya aku mendapat kata – kata itu dari sebuah karakter anime yang pernah aku tonton. Dan dengan instan aku memercayainya. Tak sadar, pesan instan dari teman cyber-ku membuyarkan lamunanku. Dengan segera aku membalasnya dan menceritakan apa yang sedang aku pikirkan. Namanya Hanah, ya biasanya aku memanggilnya seperti itu. Kami bertemu di dunia maya, dan dialah orang yang bisa mengertiku. Aku sudah cukup bosan dengan kata – kata yang sudah bisa aku tebak ketika aku menceritakan apa yang aku rasakan kepada teman - temanku. Aku sudah lelah ketika mereka menyindir dan menertawakanku ketika aku menceritakan keluh kesahku. Mungkin karena persamaan perasaan yang kami miliki, dan persamaan beberapa mimpi yang kami miliki, dia bisa mengertiku. Aku sudah menganggapnya sebagai seorang kakak. Dengan gamblang aku bisa menceritakan semua mimpi – mimpiku tanpa rasa takut untuk ditertawakan. Dengan rincinya aku bisa berkhayal bersamanya sekedar untuk mengisi waktu luang. Walaupun kadang – kadang kami lelah akan khayalan dan tak pernah segan untuk menggantinya dengan yang baru. Konyol bukan? Kebanyakan waktu di liburan ini aku habiskan dengan berkhayal bersamanya. Mungkin aku remaja yang terlalu banyak berkhayal, seolah – olah khayalan dan mimpi – mimpi itu sudah menjadi bagian hidupku. Remaja yang dramatis yang selalu melebih – lebihkan apa yang aku hadapi. Remaja pemikir yang tidak pernah meloloskan setiap detail masalah yang melintas di dalam benakku. Sepertinya sulit, dan memang sulit. Tapi itulah hidupku, hidup seorang pemimpi. Aku mulai berkhayal dengannya, membayangkan aku bertemu orang yang aku kagumi selama ini, berbicara dengannya. Tak terasa senyum sudah mengembang di bibirku. Aku terlalu jauh? Biarlah, karena ini hal yang hanya bisa aku lakukan. Aku selalu membayangkan, membayangkan dan hanya membayangkan. Mungkin hidupku penuh dengan kata “seandainya”, tapi bagaimana lagi? Aku tidak ingin hidup seperti ini. Seandainya, lagi dan lagi aku menyebut kata itu, aku bisa meraih semua mimpiku. Aku tidak akan menyebut kata itu lagi. Tapi aku belum bisa..
    Kau tahu orang yang aku sukai? Dia hanyalah orang biasa, sama sepertiku. Hanya saja posisinya yang berbeda. Seseorang yang mungkin mempunya dua kepribadian, selalu menunjukkan senyumnya walaupun aku masih bisa melihat tangis di dalam dirinya. Seseorang yang bahkan rela menahan tangisnya sebelum kamera – kamera jahat itu mati. Seseorang yang selalu ingin membuat orang di sekitarnya tertawa walau itu artinya menyakiti dirinya. Seseorang yang bahkan tidak bisa menujukkan perasaannya. Seseorang yang selalu ingin mendapat perhatian. Seseorang yang bahkan tidak bisa bersikap dengan benar di depan seorang gadis. Seseorang yang pintar namun terlihat bodoh karena kepintarannya. Seseorang yang….. Apakah aku terlalu jauh? Mungkin aku hanya berlagak sok tahu. Tapi itulah hal yang aku dapat darinya selama ini ketika aku mengamatinya dari jauh. Dia adalah orang yang aku kagumi. Cukup tabu rasanya untuk mendefinisikan perasaan ini, apakah suka? Cinta? Atau obsesi? Aku bahkan tidak tahu. Apabila aku mendefinisikan ini sebagai sebuah perasaan suka, aku merasakannya lebih. Apabila aku mendefinisikan ini sebagai cinta, mungkin berlebihan. Aku bahkan tidak mengerti apa itu cinta. Mungkin obsesi? Hanya perasaan suka sesaat yang suatu saat nanti akan tergerus oleh waktu termakan oleh zaman, dan hanya akan tersimpan bersama kenang – kenangan lama di otakku? Mungkin seperti itu. Obsesi, terdengar ekstrim memang. Suatu perasaan keharusan untuk memiliki seseorang? Menghalakan segala cara untuk mendapatkan dirinya? Tapi itu bukan aku. Aku memang mengaguminya. Namun, untuk mendapatkannya dan memilikinya, sedikit sulit. Walaupun bersamanya suatu saat nanti merupkan salah satu impianku, aku hanyalah gadis biasa bukan? itu wajar bukan? Bodohnya, aku hanya ingin dia selalu sehat. Aku hanya ingin dia tersenyum. Aku hanya ingin melihatnya tersenyum dengan senyumnya yang asli. Bukan senyum buatan yang dia harus tunjukkan karena profesionalitas. Bukan itu. Aku hanya ingin memberi tahunya bahwa banyak yang mengaguminya, menyayanginya. Berharap dia akan lebih mengerti ini semua. Mengerti, bahwa dia tidak sendiri. Mengerti bahwa dia bisa bersandar kepadaku dan yang lainnya. Aku hanya berharap itu. Berlebihan? Dramatis? Mungkin seperti itu. Tapi itu sungguh yang aku rasakan. Bodoh…
    Aku menatap layar benda persegi panjang ini dan membaca huruf demi huruf dan merangkainya menjadi kata yang aku baca dan diteruskan ke otak oleh saraf mataku. Aku tersenyum sekilas membaca pesan instan dari temanku dan membalasnya. Hanah mengajakku membuat imajinasi. Kami sering membuat cerita khayalan bersama. Tentang seseorang yang kami kagumi. Walaupun orang yang kami kagumi berbeda, tapi kami bisa memahaminya. Sungguh menyenangkan memang. Tapi, ketika aku sedang terdiam sendiri, berkelana dengan lamunanku dan seribu pikiranku. Entah mengapa, dadaku menjadi sesak memikirkan itu. Menyadari bahwa semuanya hanya khayalanku, yah, hanya khayalan. Dia tidak ada di sini, dia tidak pernah ada dalam hidupku. Dia tidak pernah..
    Aku berjalan menyusuri keramaian jalanan. Berdesak – desakan dengan orang yang aku temui. Menyentuh setiap lapisan  epidermis yang bersentuhan dengan tanganku. Pandangan saling bertabrakan dan sekilas senyum yang aku sampaikan ketika bertemu. Jalanan itu sangatlah sesak, dipadati oleh kerumunan orang yang berbeda tujuan. Sedikit – demi sedikit aku melihat bayangannya, aku melihat mata kecilnya, senyum khas-nya yang mengembang di ujung jalan. Aku melambaikan tanganku dan segera berlari menghampirinya. Aku teriakkan namanya dan berlari girang bagaikan anak kecil. Dia mengetahuiku dia melambaikan tangannya, senyum tak lupa ia sunggingkan dan berharap aku segera sampai ke tempatnya. Aku mencepatkan langkahku berpacu dengan waktu. Aku terjang semua orang yang menghalangiku. Hanya wajah tampan dan senyum manisnya yang menjadi tujuanku. Semakin dekat dan semakin dekat. Aku semakin girang. Jantungku berpacu dengan cepat. Sesekali aku hampir terjatuh karena terlalu terburu – buru. Aku bertemu dengannya. Semakin dekat, kurang satu langkah lagi. Aku sudah siap – siap memeluknya dan meraih tangannya. Satu langkah lagi… Aku berhasil..
    Dia hilang, dia pergi, dia tidak ada dipelukanku, semuanya kosong, dia tidak pernah ada. Itu hanyalah imajinasiku. Bukankah seterusnya akan menjadi seperti itu, bukan? seberapa bagus aku berimajinasi. Seberapa indah khayalanku. Ujungnya akan tetap sama, semuanya kosong. Tidak ada..
    Ketika mengetahui aku seperti ini, mungkin terlihat bodoh. Sangat. Banyak hal yang harus aku pikirkan selain memikirkan hal – hal bodoh seperti ini. Sangat banyak. Aku menyadarinya, bahwa banyak orang yang berkata, apabila ini semua tidak berguna. Aku menyadarinya, sungguh. Aku bahkan tahu. Akan tetapi, aku akan meraih semua mimpiku dengan ini semua. Aku akan meraih mimpiku dengan bermimpi. Dia, seseorang yang aku kagumi. Dia telah menjadi motivasi dan inspirasiku. Konyol? Pasti. Bagaimana aku menjelaskannya.. Secara tidak sengaja dia telah merubahku, menjadi motivasi untukku. Bukankah aku harus menjadi orang yang hebat agar bisa setara dengannya? Bukankah aku harus menjadi orang yang lebih dari sekarang? Bukankah aku harus menjadi orang yang pintar dan berwibawa agar dia bisa melihatku? Bukankah aku harus seperti itu? Dengan cara itu dia mengubahku.
    Karenanya, aku mengerti  sesuatu yang sebelumnya belum aku pahami dan mengerti. Bukan sekedar perasaan seorang fan kepada idolanya. Bukan seperti itu. Walaupun dia adalah orang yang membuatku tertawa ketika aku menangis, membuatku menangis bahkan saat aku bahagia. Dia yang mengajariku tentang mimpi. Dia mengajariku bahwa keajaiban tidak datang secara ajaib. Mengajari bahwa hidup penuh dengan kemungkinan. Mengajariku bahwa semuanya itu akan adil apabila kita sudah berbicara tentang perasaan. Mengajariku untuk tidak lelah bermimpi. Memberi tahuku bahwa aku bisa ketika aku percaya. Memberi tahu bahwa semuanya itu mungkin. Membuatku mantap, apabila di dunia ini tidak ada mimpi yang konyol. Dan tidak ada yang pantas untuk menertawakan mimpi orang lain. orang yang seperti itu belum pernah merasakan mimpi. Mengetahui apa itu mimpi. Sesuatu yang mudah dibuat, sulit untu dicapai. Dan sebuah harapan yang sulit untuk dimusnahkan. Aku pernah mendengar, apabila kita mempunyai sebuah mimpi yang besar dan mimpi kita hancur menjadi kepingan. Bukankah kepingan itu masih besar? Bukankah setelah itu kita masih bisa bermimpi bukan?
    Aku hanyalah seorang fan. Fan? Seseorang yang mempunyai idola untuk lebih pasti. Banyak yang meremehkan tentang arti seorang fan. Banyak yang tidak paham, apa itu fans. Dan banyak yang tidak mengerti kami. Fans. Banyak yang menganggap kita berlebihan dengan segala hal yang kami lakukan. Fans…
    “Jangan meremehkan anak-anak yang mengejar selebriti Korea atau sebangsanya, hati mereka lebih murni daripada orang lain, mereka mencintai dengan tulus, mereka akan melakukan yang terbaik untuk mengatasi rintangan yang sulit, hambatan bahasa dan budaya. Mereka melambangkan perdamaian, mereka tidak mendiskriminasi berdasarkan ras, mereka berteman dengan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama dari berbagai negara, mereka lebih bergairah dan hangat dibandingkan dengan orang lain. Mereka tidak mengkhianati orang yang mereka sukai dengan mudah, mereka gigih dan tidak mudah menyerah. Mereka lebih kuat daripada orang lain di dalam, karena ketika mereka mencintai bintang-bintang Korea, mereka mengalami sesuatu yang tidak pernah dialami selama hidupnya. Mereka semua anak-anak yang sensitif, mudah tersentuh, dan mudah menangis untuk waktu yang lama karena satu insiden.”
    Definisi yang terlalu bagus bukan untu kami, fans. Singkatnya cara berpikir kami sangat berbeda dari orang lain, dan pikiran kami tidak mudah untuk dipahami. Umumnya, hanya mereka yang memiliki ketertarikan yang sama yang mampu memasuki dunia kami.
    Aku sudah mulai maklum dengan semua komentar – komentar tentang kami, fans. Dan sekarang aku manyadari bahwa mereka tidak akan pernah memahamiku karena kita berbeda. Biarkanlah aku hidup dalam mimpiku, biarkanlah aku hidup di dalam khayalanku. Dan biarlah aku seperti itu. Karena itu jalanku untuk meraih mimpi – mimpiku.
    Tak terasa sudah beberapa jam aku mengobrol dengan Hanah. Aku membuka program pemutar lagu di laptop-ku dan memutar sebuah lagu…
Sudah terlalu banyak aku berdoa
Tanpa ada sebuah hasil dan semua orang tahu akan itu
Di dalam hatiku terdapat sebuah lagu pengharapan
Sedikit demi sedikit aku mencoba untuk paham
Sekarang aku tidak takut
Walau aku tahu sangat banyak hal yang pantas untuk kita takuti
Kita sudah melewati semua rintangan itu
Bahkan sebelum kita tahu, kita bisa

Akan ada keajaiban jika aku percaya
walau sebuah harapan itu rapuh, tapi sangat sulit untuk dimusnahkan
Tidak ada yang tahu keajaiban apa yang bisa kau raih
Ketika aku percaya…
Entah bagaimanapun…
Aku akan bisa, jika aku percaya…

    Aku memejamkan mataku dan kembali tenggelam dalam anganku. Melihat wajahnya, menerewang semua mimpiku. Menerka masa depan, dan mengulang masa lalu. Biarkan, aku suka caraku yang seperti ini…
                                                                   

LOL~~~ still far from nice I think LOLOL -_-v


Jumat, 02 Desember 2011

Seorang Fan

Bukankah aku hanya seorang fans? Tidak lebih bukan?
Bukankah ketika suatu saat nanti ketika aku bertemu kalian, aku hanya akan dianggap sebagai seorang fans?
Kalian hanya akan memberikanku tanda tangan, dan mungkin berjabat tangan, tidak lebih bukan?
Setelah moment itu, tidak ada apa apa bukan, semuanya akan kembali, kau seorang Idola, dan aku hanyalah seorang fans

Aku sungguh senang, ketika kau mengatakan, “aku cinta kalian semua”
“semua” semua? Bukan aku, tapi semua orang~
Jika dipikir, aku egois~ yah memang, ingin memiliki cintamu seutuhnya
Walau aku tahu, aku tak bisa~ sangat sulit, bahkan mungkin tidak akan pernah bisa
Aku lelah~ tapi entah mengapa aku tak bisa berhenti, bahkan tak mau
Dalam kenyataan, aku sendirian. Hanya aku sendiri, semua bayanganmu, semua kehadiranmu ..

Hanyalah fantasiku, hanyalah imajinasiku~
Aku akan kerepotan sendiri, memikirkan kebahagianku di dunia imajinasiku, karna itu tidak pernah terjadi
Dan aku hanya bisa mengakhirinya, dan menggantinya dengan cerita lain bukan?
Aku bukanlah orang hebat, aku hanya orang biasa
Bukankah kalian orang biasa juga?
Kenapa tak bisa aku raih?
Kalian sama sama diciptkan Tuhan, bukan? Kita sama.
Tapi mengapa, kalian seperti sangat jauh untukku
Aku tidak bisa berhenti memikirkan itu~
Apakah aku terlihat bagaikan pungguk merindukan bulan?
Aku rasa iya~

Kau tahu, melihat penampilanmu, aku sungguh senang
ya, memang aku hanya bisa menjadi penonton, tidak lebih~
kau berkata, kau bisa merasakan cinta fans ketika kalian sedang berada di panggung
berarti, kau belum pernah merasakan cintaku, karna sekalipun, aku belum pernah bertemu denganmu, melihat penampilanmu, sama sekali belum pernah
 aku tidak tahu sifat aslimu, aku tidak tahu bagaimana sesungguhnya dirimu
tapi kenapa aku begitu menyukaimu?
Sungguh bodoh
suarumu, tarianmu, senyummu, dan bahkan tangismu~ aku bahkan bisa merasakannya secara nyata~ kau terlihat sangat nyata bagiku
tapi apakah kau juga merasakan milikku? tangisku untukmu, senyumku untukmu? apakah kau bisa merasakannya? Apakah kau bisa merasakan aku?
aku tahu, kalian hanya bisa berkata "Saranghaeyo, Kamsahamnida" untuk fans. Tapi aku cukup senang~
huh, waktu akan terus berjalan, bukan? Ketika suatu saat nanti kalian harus mempunyai kehidupan sendiri, aku tahu  itu~
tapi sungguh, aku tidak ingin memikirkannya, sungguh
aku tidak bisa lari dari kenyataan bahwa kalian juga punya kehidupan pribadi~
aku sungguh tidak berhak, melarang kalian dekat dengan sesorang, melarang kalian berpacaran, atau sebagainya~ siapa aku? AKU HANYALAH SEORANG FAN
dan bila suatu saat itu terjadi..
meski sakit, ketika mengetahuinya. Tapi apa yang bisa aku lakukan?
aku hanya bisa menangis dan marah marah, tanpa tahu siapa yang aku marahi~ setelah itu? kau akan tetap melakukan itu, memiliki pacar, dan menikah
bukankah, semuanya akan berjalan seperti itu?
sungguh tidak ada gunanya memang aku menangis~
tapi jujur saja aku merasa sakit, sangat sakit, sesak rasanya,
ketika aku mengetahui,  bukan aku yang akan mendampingimu
ketika aku mengetahui, aku  tidak akan pernah bisa melakukan hal hal indah yang sudah aku bangun di alam  imajinasiku bersamamu
ketika aku mengetahui, bukan aku, orang yang kau peluk, kau kasihi, kau tangisi, dan yang kau cintai
ketika aku mengetahui, jika itu memang bukan aku, yah bukan aku

sebelumya,
ketika, aku mengenalmu~
aku sungguh senang, aku sangat bahagia
melihat perubahan kalian dari periode, ke periode, sungguh menakjubkan
dan aku tahu,
di balik itu, kalian pasti bekerja mati matian, untuk tidak tidur, berlatih dan berlatih
dan semua itu kalian lakukan, untuk kami bukan?
Fans kalian, ya fans
tidak ada seorang idola tanpa fans, bukan?
fans itu juga tidak akan dibentuk apabila tidak ada idola.
yah~ satu kata tentangku BERLEBIHAN tapi ini memang yang aku rasakan,
aku bahkan tak tahu sampai kapan aku melakukan ini,
menangis untuk mu~ yang bahkan kau sendiri tak tahu siapa aku, namaku, bahkan darimana aku berasal
melihat kalian menangis, entah mengapa aku juga ikut menangis,
kalian tertawa, begitu juga aku.
Sungguh bodoh~ aku seperti terhipnotis

Pengorbananku?
Rela menyakiti diri sendiri, tidak membeli apapun, hanya untuk membeli albummu?
dengan alasan, ketika aku membeli albummu, kau akan menang penghargaan, dan tersenyum bangga di atas panggung?
selamanya kalian tidak pernah mengerti perasaan ini~ perasaanku kepada kalian, yang selalu bertepuk sebelah tangan
kalian tidak akan mengerti

melihat poster kalian saja sudah senang, menonton penampilan kalian melalui video saja aku sudah senang~
bahkan, menjerit-jerit kegirangan melihat fancam
kalian tahu perasaan ini?
pada akhirnya aku harus menjalani hidupku, bukan? terpisah dari semua khayalanku yang tak masuk akal itu~ melepaskan kalian
menyimpan kalian jauh ke dalam memoriku
sungguh beruntung orang yang memiliki kalian nanti,
aku harap siapapun orangnya, mereka bisa menjagamu
Walaupun, aku selalu berharap itu adalah aku
aku harap orang yang bersamamu nanti, bisa memperlakukanmu seperti apa yang kami, fans lakukan
rela menangis untukmu, menyakiti diri untukmu~ semuanya aku harap mereka bisa melakukannya
jangan pernah mereka menyakitimu, jangan pernah
menurutku, rasa cinta seorang fans lebih besar daripada rasa cinta seorang kepada kekasihnya, aku tahu  itu~
walau kalian tidak tahu itu, aku  rela memberikan cintaku untukmu~ cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Ya, cinta seorang fan~
semoga hidupmu selalu bahagia~
karna setelah kalian tidak menjadi idola lgi, aku tidak akan bisa melihatmu~ berteriak untukmu~
semoga saat kau tidak menjadi idola lagi, aku harap kalian jangan menangis,
karna tidak ada lagi fans yang menangis bersama untukmu, meminjamkan bahu untukmu
ketika kau sudah tidak menjadi idola lgi, jangan lupa makan, karna tidak akan ada fans yangg mengantarkan makanan untukmu di manapun kau berada
jaga baik baik dirimu, karna apabila kau sudah bukan idola lagi, tentu saja tidak akan ada kami, fansmu~
jika sudah tidak jadi idola, berusahalah membela diri kalian, krna sudah tidak ada fans yang siap pertarung membela kalian~~
apabila kalian sudah tidak jadi idola lagi~ tolong jangan lupakan kami, fansmu~ fans yang selalu ada untukumu, ok? :')
kau lihat? air mataku jatuh lagi gara gara kalian~
baiklah, sudah cukup rasanya~
aku harap, kalian bisa merasakannya

tertanda

seorang fans

Minggu, 13 November 2011

My Letter For Him, A Star

Dear ___-sshi how r you? what r you doing? have you eaten? Dont exercise too much~ rest well :')
recently I watched some photos~ and it's enough making me, ahh~ I dont know how to express it..
Im curious~~ I hope my expectation was wrong~~ I hope :(
and~ lately, why I always feel sad when I watch you? I dont know why, every I saw you, every I thought you~~
I heard your last performance~~ is there any girl that you sing for? why, it seems like you were singing so good~
but, in same time~~ I felt my heart trembled so hard~~ Im afraid, I'll know some facts that might hurt me :(
what should I do? when you always show us your stony face in front of your hand phones? who is the person that you text?
other people, might think that Im too much, or anything else~ dont care, because they cant feel it like what I do
thankyou~~ ___-sshi I dont know, as time goes by~ this feel will be more harsh for me, am I wrong to love with this way?
I even dont know, what is this~~ love? like? obsess? or just a feel for idol? I even dont know~~ but, there is something. that I feel for real~ I feel your sadness, your happiness~~ everything.. But, are you doing the same? feel me?
everytime I think about it~ it's useless~ the answer always be the same, never gonna change..
hahhahaa~ should I laugh like that? to hide and cover them, and pretend like there was nothing happen~
you know, I even havent met you yet~~ it's ridiculous to have this feeling toward person that I havent met yet
I always beg the opportunity, the distance, and the destiny~~ so I can be with you just for a while.. please...
but, once again~ they never gonna change~~ it's just like hugging a cloud, which you never can hug..
you are like a mist, which I never can kiss.You are like the air, which I never can touch..
you are like shadow, which I never can follow, it's just like loving you, who can't be mine.. hahahaa should I laugh or cry?
I Love you, can you feel that? You seem like doesn't. Everytime I dreamt about you... Can you feel my love?
You seems doesn't know that I love you, I'm saying from the bottom of my heart..
I can't tell you straight, I'm afraid that I got rejected with my ugly appearance, I never be compatible for you,
I hope you love me, like how I love you, I don't know how you feel towards me, but you're just totally amazing to me..
I never had your love~~ and I never will.. at least I wanna change that "never" word~ cuz there's nothing impossible, rite?
you know? every night, I keep lying awake, thinking maybe you love me like I've always loved you~ but how u can love me?
but how you can love me, if you never look me? if you never meet me? if I never come to your life~ damn
dont you know? I’ve never felt this way, to be so in love, to have someone there, yet feel so alone.
do you know? I always hope, you are the person that wipe my tears when Im crying, the one that stay by my side..
the one that say, "I never would leave you" the one that lend me his shoulder when Im tired, r u supposed to be that person?
I don’t know what hurts you, but I can feel it too. And it’s just hurt so much, to know that I can’t do a thing :( im sorry
u r love that cannot be erased, even my tear glance broke because these painful tears.. Never, I can erase you from my heart
Like stupid. But your name has imprinted in my heart deep in my heart. Leave a burden feeling, leave heartbreak..
But I won’t to stop from loving you boy, my one way love~~ hahaa Cause, loving you is all that I can do.. nothing else~
once again~ Though, you don’t know bot this, Im fine Im fine, cause my love for you is all about giving.. no more~
I don’t want anything else, but your smile even if my heart broke, until pieces, Im fine, If I could see u in ur great smile
you know? even if i hold out my hands, no matter how much i call out, you're always far from me
it'll be a love that becomes painful scars, why can't i erase it? why? is that too difficult?
i try to comfort myself with the lie that i'm happy if you just smile, because the place you're going towards is not me..
i must have gotten ill from missing you so much, from loving you too much.. the one that I havent met yet~~ is you ___-sshi
why rite now, I dont dare to see you? why I like this? ~~ so hurt ><
This road that we are walking together, not just ending again as a memory, but will be preserved like today forever..
Saying "I love you" I should have waited more Now, how should I express my feelings? please hear me~
Although everything changes, I will love you with my true heart~ I hope I can do it~~
Can you love? As much as I have approached? this far~~ nope, Im giving up in my line~~ here
It's okay although it isn't "love", Because I see you. It's okay...
It's okay, you just have to know that I love you...
E.N.D

well~~ he is the person that make me always smile like this, and cry like that. Fore everything that you have given to me~ Im very thank :) I hope someday, I will be in your heart like you that always in my heart. Love you

Minggu, 11 September 2011

[FanFiction] ITS ALL ABOUT LOVE (OneShoot)


ITS ALL ABOUT LOVE
“..You start this painful love.. Then I’ll end all of this..”


Author :  @Ny_OnSaengSung
Cast     :  Lee Jinki
Genre   :  Romance, sad
Length  :  Oneshoot
Disclaimer : Semua cerita dan jalan cerita hasil pikiran saya. Apabila ada kesamaan jalan cerita atau nama pemain. Ini hanyalah sekedar FF belaka. RCL Please~~ ALL THE PLOT BELONG TO ME, BUT THE CAST BELONG TO GOD ^^;;




“Cinta sejati tidaklah selalu digambarkan oleh bersatunya 2 insan, bukan?”


Tepat tengah malam, suara handphone Jinki bergetar menandakan ada telpon masuk. Dia langsung meraihnya, dan memasang ekspresi mengira-ira di depan layar handphone-nya yang menampakkan sejumlah angka yang tidak ia kenal. Dengan ragu Jinki mengangkat telfon tersebut.
“Yeoboseyo~”Sapa Jinki mendahului dengan nada terkantuk kantuk.
“Saengil Chukha habnida, Saengil Chukha habnida~ Saranghanenun Lee Jinki, Saengil Chukha Habnida”terdengar suara sedikit parau yang sangat Jinki kenal berasal dari handphone tersebut. Secercah senyuman menggembang di bibir Jinki. Dia mulai merebahkan badannya ke kasur, dan mencoba mengobrol dengan sesorang di balik telfon tersebut.
“Ne, Gomawo Hyera-ah”kata Jinki dengan diiringi senyum manis.
“iyaa.. kau belum tidur?”Tanya gadis yang ternyata bernama Hyera itu
“mana mungkin aku tertidur apabila kau menelfonku. haha”Jinki terkekeh
“Uhuk uhuk”terdengar suara batuk dari dalam telfon. Jinki langsung terkaget mendengarnya, tapi sebelum dia mencoba untuk bertanya kepada Hyera, Hyera sudah menyelanya terlebih dahulu
“haha~ kau benar. Bodohnya diriku”Hyera terkekeh
“kau sedang sakit? Kenapa kau batuk seperti itu?”Tanya Jinki
“Ah, ani~ aku tidak apa apa, mungkin ini hanya batuk ringan biasa. Uhuk uhuk”Hyera kembali batuk
“sebaiknya, kau segera pergi ke dokter Hyera-ah”saran Jinki
“Ne~ terima kasih”Jawab Hyera sambil tersenyum pahit. “kenapa aku selalu begini saat berbicara dengannya akhir akhir ini. Jantungku berdetak lebih cepat. Asal dia tahu, sebenarnya aku ingin menjadi lebih sekedar teman untuknya. Tapi ..”pikiran Jinki melayang untuk beberapa saat.
“Ya, Lee Jinki~ hari ini umurmu sudah bertambah satu tahun. Jadi kau harus mentraktirku makan”
“Ya, kau saja tidak memberikan hadiah apa apa untukku”balas Jinki
“Ani, aku mempunyai sesuatu untukmu..” “Oh Jinja? Apa apa? Kapan kau akan memberikannya kepadaku”Jinki sudah tidak sabar. “haha.. aku sudah memersiapkan segalanya, tunggu saja besok pagi, kau akan tahu semuanya”jelas Hyera
“kau jangan berbohong yaa, awas kalau kau berbohong. Tidak akan aku ampuni kau”ancam Jinki
“Ani, mana mungkin aku berbohong untuk hadiah terakhir ini”Jawab Hyera datar
“Apa maksudmu?”Jinki bingung. “Ya, aku harus pergi, koinku sudah habis. Aku tidak punya uang lagi.. Jinki Annyeong…”sambungan telepon terputus. “Ya, Lee Jinki.. saranghae”kata Hyera lirih setelah menutup telponnya. Dia terduduk lemas di sudut telpon umum itu. “Andai kau tahu, selamat tinggal Jinki.. semoga suatu saat nanti kita masih dapat bertemu”tidak terasa air mata Hyera sudah menetes. Cairan merah pekat juga keluar dari hidungnya, disertai batuk hebat yang sangat melelahkan.
“Aku sudah tidak bisa terus begini”gumam Hyera sambil terbatuk batuk. Matanya perlahan tertutup, dia pingsan.
“Hyeraaaaa”teriak seseorang yang tak lain adalah sahabat Hyera. “Hyera bangun bangun”kata orang itu panic. Dengan cepat wanita itu membawa Hyera ke rumah sakit. Dan ….


“Hyera~ kau sudah bangun”sapa wanita tersebut
“mmmm Sungyoung”gumam Hyera kepada sahabatnya yang bernama Sungyoung itu
“kenapa kau tidak pernah mengatakan ini kepadaku? Kau ingin menjadi salah satu tokoh di drama drama itu? Menyembunyikan masalahmu, dan tidak pernah berfikir bahwa masih ada banyak orang yang siap membantumu. Ya Hyera pabo, kita hidup dalam realita. Kenapa kau tidak pernah mengatakan ini”Sungyoung marah. “Ani, gwenchana. Aku tidak apa apa youngie, aku baik baik saja. Sakitku tidak terlalu parah bukan?”jelas Hyera dengan senyuman, tak terasa air matanya menetes, lagi. Dia sangat sadar, yang ia katakana hanyalah sebuah ironi. Semuanya memang tidak baik baik saja.
“Aku hanya batuk, hanya umurku akan lebih pendek. Itu saja yang special bukan?”Hyera tersenyum pahit. Sungyoung langsung memeluk sahabat karibnya dengan erat. Sungyoung menangis kencang di dalam pelukan hangat Hyera. “gwenchana, Sungyoung. gwenchana”Hyera mencoba menenangkan, namun tidak dipungkuri, Hyera juga takut.


Pagi hari di gedung SC Entertainment. Gedung itu merupakan gedung dimana Lee Jinki bekerja sebagai penyanyi solo ternama di Korea Selatan. Pagi itu, dia hendak pergi menuju sebuah showcase di sebuah acara televise. Ketika Jinki hendak keluar meninggalkan gedung SC..
“Jinki-ssi”teriak seorang wanita tidak jauh dari dirinya. “oh, ne Sungyoung-ssi. Ada apa?”Tanya Jinki sedikit heran. “kalau, kau sudah selesai bekerja. Datanglah ke tempat yang ada di surat ini. Ada sesuatu yang sudah Hyera persiapkan untukmu. Kau harus datang..”pinta Sungyoung. “Ahh, jinja? Aku pasti akan datang. Tapi kenapa dia tidak memintaku sendiri, kemana dia?” “dia sedang sibuk bekerja”jelas Sungyoung berbohong. “ohh~ benarkah, kalau begitu terima kasih ya. Maaf aku harus segera pergi”kata Jinki cepat sambil berlalu meninggalkan Sungyoung sendiri.
“Hyera~~ kenapa kau seperti itu?”Sungyoung mulai menangis meratapi nasib sahabatnya.


Setelah pulang bekerja, Jinki bergegas meninggalkan tempat kerjanya dan pergi ke tempat yang beralamatkan persis seperti yang ada di surat. Tempat itu tidak lain adalah tempat dimana Jinki dan Hyera selalu menghabiskan waktu bersama. Sebuah tempat yang menjadi saksi bisu kisah cinta memilukan Hyera-Jinki. Jinki mengerutkan sebelah alisnya, dan tersenyum penasaran.

Tidak lama, Jinki sampai di tempat itu, dia membuka sebuah ruangan kecil yang ada di atas gedung itu. Bisa dibilang ruangan itu adalah gudang kecil yang berada di atas sebuah gedung tinggi di Seoul. Jinki mencoba membuka pintu ruangan itu dan, dia terkejut seketika melihat kondisi ruangan yang sudah dirubah total oleh Hyera. Ruangan kecil itu menjadi ruangan yang sangat manis dengan hiasan hiasan khas ulang tahun. Nampak sebuah meja, dengan kotak dengan ukuran yang cukup besar diatasnya. Dengan tersenyum Jinki mendekati meja tersebut, dan mencoba membuka kotak yang bertulis “To Jinki” dengan perlahan dia duduk dan membuka perlahan kotak itu. Dia menemukan secarik kertas dan sebuah liontin bintang yang cukup besar.
Tanpa disuruh, Jinki langsung membuka surat itu dan membaca perlahan isinya.


To Lee Jinki

Annyeong Jinki-ah ^^
Sebelumnya selamat ulang tahun ya..
Maaf aku tidak bisa memberikan hadiah ini secara langsung untukmu.
Saat ini, mungkin aku sudah berada di tempat yang jauh, yang tidak bisa kau lihat mungkin..

Membaca kalimat itu, jantung Jinki berdegup kencang. Dengan cepat ia meneruskan membaca surat itu


Kau tahu, umurmu sudah semakin tua ya?
Tidak terasa sudah 2 tahun aku mengenalmu..
Melalui surat ini, aku ucapkan terima kasih kepadamu, sungguh aku berterima kasih karna kau sudah memberikan banyak hal untukku
Kau tahu, kau telah mengisi hatiku ini
Membuatnya menjadi sesak akan dirimu
Aku sudah kelewatan bukan? Beraninya aku mencoba untuk mencintaimu
Aku minta maaf, tak seharusnya aku menulis ini. Tapi, aku sudah tidak bisa menyimpannya lagi
Walaupun, ini akan hanya menjadi sebuah pengakuan, tapi aku cukup senang.
Kalau dipikir pikir aku terlalu bodoh, sungguh bodoh.
Aku menyukaimu, seseorang yang jelas – jelas tidak akan pernah aku gapai..
Bukankah itu sangat lucu? Aku yakin kau pasti sedang tertawa mengejekku

Jinki-ah, kau tahu. Kau tahu maksudku memberikan liontin bintang itu untukmu?
Menurutku, kau adalah sebuah bintang yang sangat bersinar...
Ya, kau terlalu bersinar, sampai sampai aku tidak bisa menatapmu..
Aku hanya bisa memandangmu dari jauh, aku tidak bisa berada di dekatmu…
Perbedaan yang menyilaukan itu sungguh menjadi penghalang berat untukku
Tapi, tak apa..
Kau mengijinkan aku untuk menyukaimu saja, aku sudah senang..
Bukankah cinta tidak harus memiliki? Yang aku tahu, cinta hanyalah sebatas memberi
Ya, hanya itu yang aku tahu..
Oleh karena itu, aku sudah memberikan cintaku untukmu, mungkin selama ini kau tidak pernah menyadarinya. Tapi tak apa apa..

Terakhir, aku ingin..
Tetaplah bersinar Jinki, aku mohon..
Walaupun suatu saat nanti, aku sudah berada jauh disana..
Aku ingin tetap bisa melihatmu, melihat sinarmu..
Agar aku bisa tetap mencintaimu

Annyeong Jinki..

-Jung Hyera-

Setelah membaca itu, hati Jinki seperti tertampar. Dia merasa telah menjadi makhluk paling jahat. Hatinya tidak karuan setelah membaca surat dari Hyera itu. Ditambah dengan kata – kata yang mencurigakan yang ada di surat itu. Dengan cepat kilat, dia menelfon Sungyoung, sahabat Hyera.
“aku mohon angkatlah, angkatlah”Jinki sudah tidak bisa membendung tangisnya. Tak lama kemudian terdengar suara dari seberang telpon.
“ya, sebenarnya apa yang terjadi? Apa yang terjadi”semua pertanyaan dengan nada tinggi ia lontarkan. “ada apa dengan Hyera? Dimana dia? Katakana padaku”pertanyaan bertubi  tubi Jinki lontarkan untuk Sungyoung.
“ya, Jinki~ kau sudah tau? Cepat datang ke Rumah Sakit Seoul, sekarang juga. Cepatlah, apabila kau masih ingin bertemu dengan Hyera”jelas Sungyoung. “rumah sakit? Ada apa dengannya?”Hati Jinki mencelos ketika mendengar kata – kata rumah sakit. “Apakah Hyera sakit, apa yang terjadi dengan dia”batin Jinki. “dia sakit. Datanglah, aku tidak bisa terus berbohong~ datanglah, jangan terlambat”kata Sungyoung. Jinki mematikan telponnya. Air matanya mengalir deras dari sudut matanya. “Hyera~~ aku akan datang, aku mencintaimu. Aku juga mencintaimu”batin Jinki. Dia berlari secepat mungkin menuju Rumah Sakit yang tidak jauh jaraknya dari gedung itu. “Arghhhh” Jinki berteriak keras. Dia mencepatkan langkahnya berlari..


Langkah Jinki berhenti ketika melihat sesosok yang ia cintai lemah terbaring di ranjang. Dia adalah Jung Hyera. Tubuh Jinki kaku seketika, ketika melihat Hyera tersenyum kepadanya. Sungguh rasanya tidak sanggup ia melihat orang yang selama ini ia sakiti tersenyum tulus seperti itu. Perlahan Jinki berjalan menghampiri ranjang dimana Hyera tergeletak lemas. Dia bersimpuh di dekat Hyera dan menangis sejadinya. Tangannya menggenggam erat tangan Hyera.
“wae?”hanya kata itu yang terdengar di tengah isakan tangis Jinki. “kau sudah tau semuanya?”Tanya Hyera dengan suara yang terdengar lemah sekali.
“kenapa kau melakukan ini? Kenapa kau berbohong? Kau sungguh bodoh”jelas Jinki kepada Hyera. Hyera yang sudah hampir menangis menahan air matanya dalam dalam, dan ia gantikan dengan senyum pahitnya. “benar, aku bodoh.. aku juga tak tahu mengapa. Benarkan, aku lancang? Aku benar - benar keterlaluan, maafkan aku Jinki”kata Hyera lirih. Tiba – tiba ciuman pertama Jinki sukses mendarat di bibir mungil Hyera. Hyera hanya terkejut ketika mendapatkan hal itu. “sekarang kau sudah tau bukan? AKU MENCINTAIMU, saranghae”jelas Jinki setengah berteriak. “Jinki-ah”tangis yang sudah Hyera tahan, kini pecah. Entah air mata kebahagiaan atau kesedihan yang dapat digambarkan oleh tangisan itu. “Jinki-ah, bisakah kau mendekat kepadaku?”pinta Hyera dengan terbata – bata. Tanpa berkata – kata Jinki mendekatkan wajahnya ke wajah Hyera sambil bersiap siap mendengar apa yang ingin Hyera katakan. “kau tahu? Mungkin, setelah malam ini. Aku tidak akan bisa bersamamu lagi.” Tak terasa air mata mereka berdua menetes. “Jinki-ah, jangan menangis. Bukannya lelaki hanya boleh menangis tiga kali dalam hidupnya, kau sendiri kan yang berkata seperti itu”kata Hyera sembari mengusap air mata yang telah menutupi permukaan pipi Jinki. “kau, jangan pernah kau mengatakan hal – hal seperti itu” “Ani, ini memang akan terjadi, cepat atau lambat aku akan pergi. Ini sudah terlambat” “aku mohon, jangan katakan itu lagi.”pinta Jinki. Hyera yang hanya bisa tertidur lemas, hanya mengusap air mata Jinki dengan kedua tangannya. Senyum pahit yang sedari tadi ia tampakkan. Seolah – olah realita begitu kejam bagi mereka berdua. “Jinki-ah, apabila aku pergi..”sebelum Hyera menyelesaikan air matanya, Jinki sudah mengunci kedua bibir Hyera dengan jarinya, berharap Hyera tiduk meneruskan perkataannya. “tidak, kau akan terus berada di sampingku, aku tidak akan membiarkanmu pergi. Kau pasti sembuh. Lalu kita akan menikah, dan mempunyai anak – anak yang lucu bukan?” “aku selalu berharap, aku bisa melakukannya.. tapi entahlah, semuanya terlalu buram untukku. Lee Jinki~ saranghae”Jinki yang mendengarnya hanya tersenyum getir, dan meneteskan air matanya lagi. “Saranghae, nado”balas Jinki. Dia mendekatkan wajahnya semakin dekat ke wajah Hyera, bibir Hyera yang menjadi tujuannya saat ini. Dia menatap Hyera sekilas, dan mencium bibirnya. Seolah – olah itu menjadi ciuman terpahit bagi mereka. Air mata mereka menetes bersamaan, turun ke bibir mereka dan sedikit demi sedikit masuk ke mulut mereka. Mereka bisa merasakan kegetiran air mata itu. Sesaat kemudian, Jinki melepaskan ciumannya membiarkan Hyera bernafas. Menatapnya lembut, dan tersenyum. Kemudian, kembali mencium bibir Hyera, kali ini sedikit berbeda. Ciuman yang kedua ini, menggambarkan seberapa cinta Jinki kepada Hyera. Dengan lembut Jinki mencium bibir bawah Hyera, tanpa sedikitpun menyakitinya. Setelah itu, ia ciumi pipinya dengan tulus. Tak ada secercah nafsu yang tampak dari raut muka Jinki. Semuanya tergambar seolah olah dia sangat mencintai Hyera, yah Hyera yang mungkin sebentar lagi akan pergi dari sisinya. Jinki mencium kening Hyera lama, lalu ia cium pipi Hyera yang basah dengan air mata lagi. Jinki menghapus air mata Hyera dengan kecupannya. Jinki memandang Hyera lekat, kedua tangannya memegang wajah Hyera, begitupun kedua tangan Hyera yang memeluk erat wajah Jinki. “Baby, Im afraid to sleep this nite. Aku takut ketika keesokan harinya, aku sudah berada di dunia yang berbeda denganmu”jelas Hyera. “Babe~ don’t worry, I’ll be by your side. Always..”balas Jinki menghapus air mata di pipi Hyera. Hyera merangkulkan kedua lengannya di leher Jinki, dan menariknya masuk kedalam pelukannya. “aku ingin waktu berhenti sekarang juga..”gumam Hyera. Hyera melepas pelukannya, dan tenggelam melihat tatapan Jinki. “Temani aku tidur malam ini”pinta Hyera. “kau tidak apa apa?”Tanya Jinki. “tidak, aku tidak apa apa. Tidak ada gunanya untuk berfikir seperti itu” Jinki mulai merebahkan badannya tepat disebelah Hyera dan menghadapkan badannya kearah Hyera agar dia bisa terus melihatnya. “Kau ingat, sudah banyak hal yang aku lakukan untukmu, mungkin ini saatnya kau berkorban untukku. Relakan aku pergi. Aku selalu berdoa kepada Tuhan, agar suatu saat nanti kita bisa bertemu lagi. Lee Jinki~ please always be my star. So, I always can watch you from place where I will be”gumam Hyera pelan tanpa Jinki dengar. Hyera memeluk Jinki erat sekali, setelah beberapa saat, pelukannya mengendur. “Hyera-ah~~ Hyeraaa.. Jung Hyera!!!”Jinki memeluk Hyera semakin erat. “Andwae!! Jangan secepat ini”Jinki menangis sejadinya


Keesokan harinya merupakan hari pemakaman Jung Hyera. Jinki tidak berhenti – henti menangis di depan batu nisan yang terukirkan nama Hyera tersebut. Dia tidak bisa berkata apa apa. Dadanya terlalu sesak hanya untuk berbicara. Jinki terduduk lemas di samping nisan itu.
“Jinki-ssi, coba kau baca ini. Itu adalah buku harian Hyera, sebenarnya kau tidak tahu apa - apa”ucap Sungyoung datar. Jinki hanya menerima Buku sederhana yang cukup tebal itu. “Semoga kau mengerti”kata Sungyoung sambil berlalu pergi.


Jinki membuka halaman diary itu. Dan ia mulai baca dengan seksama

Annyeong~
Kau tahu, hari ini aku bertemu dengan seseorang. Dia bernama Lee Jinki
Katanya, dia itu trainee dan akan menjadi arti tidak lama lagi ^^
Suaranya benar benar merdu..
Well, tapi dia sedikit menyebalkan, tapi dia teman yang baik
Ketika aku mencoba mendengar suaranya
Begitu bagus, dia ….
Jinki membaca dengan seksama, tidak jarang ekpresinya berubah -ubah. Kini pikirannya sedang berpetualang menelusuri kenangan masa lalunya bersama Hyera. Ia terus membaca, dan membaca

Kau tahu, sudah 1 tahun aku bersama Jinki..
Dia sekarang dengan dia dulu sudah berbeda, dia sudah menjadi artis terkenal
Dia sungguh tampan, entah sejak kapan aku mulai berfikiran seperti ini..
Akhir – akhir ini aku hampir tidak bisa menatap Jinki dengan seksama, jantungku selalu berdegup kencang apabila aku bersamanya..
Iya, aku sudah tahu aku menyukainya..
Tapi mungkin sekarang perasaan itu sudah berbeda..
Aku mencintainya, tapi entah sampai kapan aku akan memendam ini
Aku tidak mempunyai keberanian untuk memberi tahunya
Kalaupun aku bisa memberi tahun tentang perasaanku, mungkin ini akan hanya menjadi sebuah pengakuan, tidak lebih..
Terlalu banyak jarak diantara kita..
Dia sudah menjadi bintang, yang benar benar tidak bisa aku gapai
Aku bahkan menganggap diriku sebagai pungguk merindukan bulan

Jinki terus membacanya diiring senyum getir

Kau tahu, sekarang aku sudah tahu
Apa itu cinta, walau selamanya cinta ini tidak akan pernah berbalas
Walau selamanya cinta ini hanya akan menjadi cinta sejalan
Aku tidak apa..
Karna dia, Lee Jinki yang telah membuat hari hari ku lebih baik
Membuatku tersenyum, tertawa bahkan menangis..
Aku rela, mencintainya dengan cara seperti ini..
Melihatnya dari jauh, dan menjaganya dari jauh
Walau aku selalu berada di sampingnya, di sekitarnya..
Tapi kenapa aku selalu merasa aku sangat jauh darinya..
Seperti ada dinding pembatas yang menghalangi aku..
Kenapa harus seperti ini? Aku seperti ingin mengutuk nasibku sendiri
Kenapa dia harus setinggi itu untukku,  tidak bisakah aku menggapainya
Semoga suatu saat nanti, dia bisa memahamiku.. melihat cintaku ini
Yah, semoga~

Sesak tangis terus menemani Jinki saat membaca diary itu, “Hyera~~ mianhae”sesal dirinya. Lembar demi lebar ia baca, air matanya menetes di setiap lembarnya. Mengingat semua memori usang itu, mengingat waktu yang ia sia siakan bersama Hyera

Akhir akhir ini, kondisi kesehatanku terus menurun
Aku sering merasa cepat lelah..
Tapi, semoga tidak akan terjadi apa apa
Kau tahu, hari ini Jinki memberiku tiket konsernya, ya konser tunggal Lee Jinki
Aku sangat menantikan hari itu..

Tangan Jinki serasa tak sanggup untuk membuka halaman selanjutnya

Itu adalah malam yang sangat indah
Dimana aku berada di antara ribuan penonton untuk menyaksikan Jinki
Selama konser itu, aku terus menangis senang, kau tahu
Dia sangatlah tampan, pakaian apik itu menyulap dirinya persis bagaikan pangeran
Ditambah suaranya yang lembut, mengingatkanku akan malaikat..
Dia terlihat bersinar, dari tempatku berdiri..
Banyak sekali fans yang berteriak, memanggil namanya, sesekali mereka mengusap air mata bahagia
Dan saat itu aku berfikir, aku mungkin sama seperti mereka, iya aku fans..
Mencintai seseorang yang jelas jelas tidak akan pernah mencintaimu secara personal..
Dari sini, aku melihat Jinki sebagai sosok yang jauh berbeda dariku, dia sungguh gemilang, menawan
Berbeda denganku.. Payah, aku menangis lagi..
Aku melihatnya jelas dari sini, sangat jelas..
Tapi apakah mungkin dia mengenaliku? Mampukah dia menemukan cintaku?
Memikirkan hal seperti itu hanya akan menyia nyiakan waktuku saja..
Karna setiap aku memikirkannya, toh jawabannya akan tetap sama.. IMPOSSIBLE

Mata Jinki terpejam sesaat, menghirup angin dingin yang menghempas wajahnya yang basah akan air mata. Dia beranikan lagi untuk membacanya

Hari ini penyakit sial itu sudah cukup menyiksaku..
Lebih baik, aku tidak usah memikirkannya, karna hari ini aku akan bertemu dengannya
Kau tahu, popularitas Jinki semakin meningkat, aku sungguh senang..
Tapi, itu membuat banyak sekali media yang ingin menyorot kehidupannya, dan sekarang, aku tidak bisa mengobrol dengan leluasa lagi seperti dulu
Kita menemukan tempat yang cocok untuk beradu, di sebuah puncak bangunan. Terdapat ruangan yang berbatas triplex tipis.. Yah, disitulah kami berkeluh kesah membagi cerita..
Triplex tipis itu menjadi pembatas antara kami berdua, kami mengobrol di antara triplex itu
Sekarang, aku hanya bisa mendengar suaranya, tidak lebih.. dia berada di seberang sana..
dan aku dibelakangnya, pendengar setia teriakan hatinya
Tapi itu cukup bagus, karna dengan seperti ini, dia tidak akan mengetahui keadaanku yang sebenarnya. Bahwa aku sakit, aku sakit..
Dan rasanya, tidak lama lagi aku akan meninggalkannya
Selama ia berkeluh kesah kepadaku, aku tidak bisa berkonsentrasi mendengarnya..
Aku terlalu sibuk menahan batukku, sungguh berat memang..
Tapi sekali lagi, ini baik. Apabila Jinki tahu hal ini, pasti dia akan bertanya kepadaku tentang penyakit sialku ini. Karna ketika aku menjelaskan ini kepadanya, sama saja aku mengucapkan perpisahan untuknya..
Aku tidak bisa, terlalu sulit..
Terlalu sulit untuk berhenti mencintainya, maafkan aku Jinki..
Aku lancang..

“Hyera pabo~ kenapa kau berbohong seperti itu kepadaku, kenapa?”isak Jinki. Sungguh berat untuk membuka halaman selanjutnya..

Waktu yang kupunya untuk hidup di dunia ini sudah tidak lama lagi..
Cepat atau lambat, itu akan terjadi..
Dan kematian itu yang hanya bisa menghentikan cintaku untuk Jinki
Cinta yang selama ini aku pendam, jauh di dalam lubuk hatiku. Terasa semakin sesak

Love that cannot be erased, even my tear glance broke because these painful tears..
Never, I can erase you from my heart..
Like stupid, Im stupid. But your name has imprinted in my heart
deep in my heart
Leave a burden feeling, leave heartbreak..
But I won’t to stop from loving you boy
Cause, loving you is all that I can do..
Though, you don’t know bot this, Im fine
Im fine, cause my love for you is all about giving..
And I don’t want anything else, but your smile
Even if my heart broke, until pieces..
Iam fine, If I could see you in your great smile..

“just to know, I always hide this great feeling~~ We are too blind. We never recognize our great love. ”gumam Jinki

Akan ada waktunya ketika sinar matahari itu redup
Akan ada waktunya ketika kemerlap bintang itu hilang
Akan ada waktunya ketika indahnya pelangi itu hilang
Dan, akan ada waktunya ketika aku hilang..
Akan ada waktunya ketika cintaku juga hilang, tergerus oleh waktu..
Di dunia yang  fana ini, cinta kita tidak akan pernah bersatu..
Dinding perbedaan yang berdiri kokoh di antara kita akan selalu menghalangiku
Mungkin hanyalah di surga, cinta kita akan bersatu..
Kalaupun iya, aku akan menunggumu bersama Tuhan disini..

“Hyera-ah, Jung Hyera apakah aku harus melakukannya”isak Jinki sambil meneruskan membuka halaman selanjutnya. Halaman terakhir…

Kau..
Hanyalah sebuah ilusi untukku, yang tidak pernah menjadi kenyataan
Sebuah bayangan yang hanya akan menjauh apabila aku dekati

Kau..
Sesuatu yang tidak akan pernah bisa kuraih..
Meskipun ku berlari secepat mungkin, aku tidak akan pernah bisa mendapatkanmu..

Kau..
Seperti matahari yang terlalu terang
Aku silau akan cahayamu, sinarmu..
Aku bahkan tidak bisa melihatmu, menatapmu
Terlalu sulit..

Yah, itulah kau untukku..

Apabila, Tuhan memberikan ijin kepadaku untuk mencintaimu, menyayangimu
Aku cukup senang..
Aku cukup bahagia..

Biarkan aku mencintaimu, menjagamu..
walau kau tak pernah tahu itu..

biarkan aku melihatmu, menatapmu
walau hanya bisa aku lakukan dari jauh..

biarkan, kau mengisi hatiku
walaupun aku tidak akan pernah mengisi hatimu..

biarkan, air mata ini terjatuh hanya untukmu..
biarkan, senyum ini mengembang hanya untukmu..

ijinkanlah aku melakukan itu..

karna, hanya itu yang bisa aku lakukan untukmu
orang yang sudah mengisi hatiku, membuat hari hariku menjadi lebih indah

Terima Kasih, aku ucapkan..

Lee Jinki, Aku mencintaimu..

Selamat ulang tahun


Jinki menutup buku itu dan berdiri dengan sempoyongan. Dengan kesulitan ia berjalan mendekati makam Hyera, dia duduk bersimpuh sambil memegang erat batu nisan yang bertuliskan nama Hyera itu. Hembusan angin yang dingin menerpa tubuh lemas Jinki, di bawah mendungnya langit sukses membuatnya terlarut kesedihan yang semakin mendalam.
“Hyera-ah, asal kau tahu, apabila kau terlalu silau melihatku. Aku bersedia memadamkan sinarku. Agar kau bisa melihat diriku, memandangku dari dekat.. Aku bersedia melakukannya. Apabila kau berfikir akan selalu ada dinding pemabatas di antara kita. Kau salah besar, kalaupun itu ada.. Itu hanyalah sebatas perasaanmu saja.. Asal kau tahu, aku selalu mencintaimu”tangis Jinki semakin menjadi.

“Kini, Jinki yang bersinar itu sudah tidak ada lagi, karna dia telah kehilangan sinarnya.. Percuma aku hidup di dunia ini, karna seseorang yang menjadi sumber kekuatanku sudah pergi.. Karna orang yang menjadi alasan aku terus bersinar, sudah tiada.. There is no reason for me to live again”
“Hyera-ah, biarkan aku melakukan ini.. Kau tidak perlu melihatku dari sana, terus mencintaiku dari sana.. Tidak perlu Hyera”Kata Jinki terisak sambil mencari sepotong batu yang tajam
“Karna, sebentar lagi aku akan menyusulmu.. Tidak lama lagi kita akan bertemu. Kalau menurutmu, hanya surgalah tempat dimana kita bersama. Aku akan kesana sekarang juga.. Ini kan yang kau mau, Jung Hyera?”Jinki memulai menggoreskan batu tajam di tangannya, tepat di area nadinya.
“aku akan menepati janjiku untuk selalu berada di sisimu.. You start this painful love, Hyera.. Then I’ll end all of this. I love you~” Darah bercucuran dari tangan Jinki, membuatnya tergeletak lemas di tanah. Pandangannya mulai menghitam. Dan..
Dia menyusul Hyera


 “kau tahu, aku sekarang mengerti. apa itu cinta sejati. Cinta yang sejati bukanlah diukur seberapa lam cinta itu bertahan, bukan seperti itu kan? Cinta itu selalu ada disini, dihati. Cinta sejati adalah cinta dimana kita mencintai seseorang tanpa mengharap apa – apa dari orang yang kita cintai. Tidak mengharap untuk memilikinya. Selalu ada untuknya, apabila ia terjatuh dan menangis, walaupun dia tidak tahu siapa kau, darimana kau. Cinta sejati, tidak selamanya digambarkan dengan bersatunya 2 insan yang saling mencintai, bukan? Tapi cinta itu sebuah pengorbanan. Tidak ada cinta tanpa pengorbanan”Jung Hyera
~~ THE END ~~


RCL Yaaaa~~ ^-^