ITS ALL ABOUT LOVE
“..You start this painful love.. Then I’ll end all of this..”
Author : @Ny_OnSaengSung
Cast : Lee Jinki
Genre : Romance, sad
Length : Oneshoot
Disclaimer : Semua cerita dan jalan cerita hasil pikiran saya. Apabila ada kesamaan jalan cerita atau nama pemain. Ini hanyalah sekedar FF belaka. RCL Please~~ ALL THE PLOT BELONG TO ME, BUT THE CAST BELONG TO GOD ^^;;
“Cinta sejati tidaklah selalu digambarkan oleh bersatunya 2 insan, bukan?”
Tepat tengah malam, suara handphone Jinki bergetar menandakan ada telpon masuk. Dia langsung meraihnya, dan memasang ekspresi mengira-ira di depan layar handphone-nya yang menampakkan sejumlah angka yang tidak ia kenal. Dengan ragu Jinki mengangkat telfon tersebut.
“Yeoboseyo~”Sapa Jinki mendahului dengan nada terkantuk kantuk.
“Saengil Chukha habnida, Saengil Chukha habnida~ Saranghanenun Lee Jinki, Saengil Chukha Habnida”terdengar suara sedikit parau yang sangat Jinki kenal berasal dari handphone tersebut. Secercah senyuman menggembang di bibir Jinki. Dia mulai merebahkan badannya ke kasur, dan mencoba mengobrol dengan sesorang di balik telfon tersebut.
“Ne, Gomawo Hyera-ah”kata Jinki dengan diiringi senyum manis.
“iyaa.. kau belum tidur?”Tanya gadis yang ternyata bernama Hyera itu
“mana mungkin aku tertidur apabila kau menelfonku. haha”Jinki terkekeh
“Uhuk uhuk”terdengar suara batuk dari dalam telfon. Jinki langsung terkaget mendengarnya, tapi sebelum dia mencoba untuk bertanya kepada Hyera, Hyera sudah menyelanya terlebih dahulu
“haha~ kau benar. Bodohnya diriku”Hyera terkekeh
“kau sedang sakit? Kenapa kau batuk seperti itu?”Tanya Jinki
“Ah, ani~ aku tidak apa apa, mungkin ini hanya batuk ringan biasa. Uhuk uhuk”Hyera kembali batuk
“sebaiknya, kau segera pergi ke dokter Hyera-ah”saran Jinki
“Ne~ terima kasih”Jawab Hyera sambil tersenyum pahit. “kenapa aku selalu begini saat berbicara dengannya akhir akhir ini. Jantungku berdetak lebih cepat. Asal dia tahu, sebenarnya aku ingin menjadi lebih sekedar teman untuknya. Tapi ..”pikiran Jinki melayang untuk beberapa saat.
“Ya, Lee Jinki~ hari ini umurmu sudah bertambah satu tahun. Jadi kau harus mentraktirku makan”
“Ya, kau saja tidak memberikan hadiah apa apa untukku”balas Jinki
“Ani, aku mempunyai sesuatu untukmu..” “Oh Jinja? Apa apa? Kapan kau akan memberikannya kepadaku”Jinki sudah tidak sabar. “haha.. aku sudah memersiapkan segalanya, tunggu saja besok pagi, kau akan tahu semuanya”jelas Hyera
“kau jangan berbohong yaa, awas kalau kau berbohong. Tidak akan aku ampuni kau”ancam Jinki
“Ani, mana mungkin aku berbohong untuk hadiah terakhir ini”Jawab Hyera datar
“Apa maksudmu?”Jinki bingung. “Ya, aku harus pergi, koinku sudah habis. Aku tidak punya uang lagi.. Jinki Annyeong…”sambungan telepon terputus. “Ya, Lee Jinki.. saranghae”kata Hyera lirih setelah menutup telponnya. Dia terduduk lemas di sudut telpon umum itu. “Andai kau tahu, selamat tinggal Jinki.. semoga suatu saat nanti kita masih dapat bertemu”tidak terasa air mata Hyera sudah menetes. Cairan merah pekat juga keluar dari hidungnya, disertai batuk hebat yang sangat melelahkan.
“Aku sudah tidak bisa terus begini”gumam Hyera sambil terbatuk batuk. Matanya perlahan tertutup, dia pingsan.
“Hyeraaaaa”teriak seseorang yang tak lain adalah sahabat Hyera. “Hyera bangun bangun”kata orang itu panic. Dengan cepat wanita itu membawa Hyera ke rumah sakit. Dan ….
“Hyera~ kau sudah bangun”sapa wanita tersebut
“mmmm Sungyoung”gumam Hyera kepada sahabatnya yang bernama Sungyoung itu
“kenapa kau tidak pernah mengatakan ini kepadaku? Kau ingin menjadi salah satu tokoh di drama drama itu? Menyembunyikan masalahmu, dan tidak pernah berfikir bahwa masih ada banyak orang yang siap membantumu. Ya Hyera pabo, kita hidup dalam realita. Kenapa kau tidak pernah mengatakan ini”Sungyoung marah. “Ani, gwenchana. Aku tidak apa apa youngie, aku baik baik saja. Sakitku tidak terlalu parah bukan?”jelas Hyera dengan senyuman, tak terasa air matanya menetes, lagi. Dia sangat sadar, yang ia katakana hanyalah sebuah ironi. Semuanya memang tidak baik baik saja.
“Aku hanya batuk, hanya umurku akan lebih pendek. Itu saja yang special bukan?”Hyera tersenyum pahit. Sungyoung langsung memeluk sahabat karibnya dengan erat. Sungyoung menangis kencang di dalam pelukan hangat Hyera. “gwenchana, Sungyoung. gwenchana”Hyera mencoba menenangkan, namun tidak dipungkuri, Hyera juga takut.
Pagi hari di gedung SC Entertainment. Gedung itu merupakan gedung dimana Lee Jinki bekerja sebagai penyanyi solo ternama di Korea Selatan. Pagi itu, dia hendak pergi menuju sebuah showcase di sebuah acara televise. Ketika Jinki hendak keluar meninggalkan gedung SC..
“Jinki-ssi”teriak seorang wanita tidak jauh dari dirinya. “oh, ne Sungyoung-ssi. Ada apa?”Tanya Jinki sedikit heran. “kalau, kau sudah selesai bekerja. Datanglah ke tempat yang ada di surat ini. Ada sesuatu yang sudah Hyera persiapkan untukmu. Kau harus datang..”pinta Sungyoung. “Ahh, jinja? Aku pasti akan datang. Tapi kenapa dia tidak memintaku sendiri, kemana dia?” “dia sedang sibuk bekerja”jelas Sungyoung berbohong. “ohh~ benarkah, kalau begitu terima kasih ya. Maaf aku harus segera pergi”kata Jinki cepat sambil berlalu meninggalkan Sungyoung sendiri.
“Hyera~~ kenapa kau seperti itu?”Sungyoung mulai menangis meratapi nasib sahabatnya.
Setelah pulang bekerja, Jinki bergegas meninggalkan tempat kerjanya dan pergi ke tempat yang beralamatkan persis seperti yang ada di surat. Tempat itu tidak lain adalah tempat dimana Jinki dan Hyera selalu menghabiskan waktu bersama. Sebuah tempat yang menjadi saksi bisu kisah cinta memilukan Hyera-Jinki. Jinki mengerutkan sebelah alisnya, dan tersenyum penasaran.
Tidak lama, Jinki sampai di tempat itu, dia membuka sebuah ruangan kecil yang ada di atas gedung itu. Bisa dibilang ruangan itu adalah gudang kecil yang berada di atas sebuah gedung tinggi di Seoul. Jinki mencoba membuka pintu ruangan itu dan, dia terkejut seketika melihat kondisi ruangan yang sudah dirubah total oleh Hyera. Ruangan kecil itu menjadi ruangan yang sangat manis dengan hiasan hiasan khas ulang tahun. Nampak sebuah meja, dengan kotak dengan ukuran yang cukup besar diatasnya. Dengan tersenyum Jinki mendekati meja tersebut, dan mencoba membuka kotak yang bertulis “To Jinki” dengan perlahan dia duduk dan membuka perlahan kotak itu. Dia menemukan secarik kertas dan sebuah liontin bintang yang cukup besar.
Tanpa disuruh, Jinki langsung membuka surat itu dan membaca perlahan isinya.
To Lee Jinki
Annyeong Jinki-ah ^^
Sebelumnya selamat ulang tahun ya..
Maaf aku tidak bisa memberikan hadiah ini secara langsung untukmu.
Saat ini, mungkin aku sudah berada di tempat yang jauh, yang tidak bisa kau lihat mungkin..
Membaca kalimat itu, jantung Jinki berdegup kencang. Dengan cepat ia meneruskan membaca surat itu
Kau tahu, umurmu sudah semakin tua ya?
Tidak terasa sudah 2 tahun aku mengenalmu..
Melalui surat ini, aku ucapkan terima kasih kepadamu, sungguh aku berterima kasih karna kau sudah memberikan banyak hal untukku
Kau tahu, kau telah mengisi hatiku ini
Membuatnya menjadi sesak akan dirimu
Aku sudah kelewatan bukan? Beraninya aku mencoba untuk mencintaimu
Aku minta maaf, tak seharusnya aku menulis ini. Tapi, aku sudah tidak bisa menyimpannya lagi
Walaupun, ini akan hanya menjadi sebuah pengakuan, tapi aku cukup senang.
Kalau dipikir pikir aku terlalu bodoh, sungguh bodoh.
Aku menyukaimu, seseorang yang jelas – jelas tidak akan pernah aku gapai..
Bukankah itu sangat lucu? Aku yakin kau pasti sedang tertawa mengejekku
Jinki-ah, kau tahu. Kau tahu maksudku memberikan liontin bintang itu untukmu?
Menurutku, kau adalah sebuah bintang yang sangat bersinar...
Ya, kau terlalu bersinar, sampai sampai aku tidak bisa menatapmu..
Aku hanya bisa memandangmu dari jauh, aku tidak bisa berada di dekatmu…
Perbedaan yang menyilaukan itu sungguh menjadi penghalang berat untukku
Tapi, tak apa..
Kau mengijinkan aku untuk menyukaimu saja, aku sudah senang..
Bukankah cinta tidak harus memiliki? Yang aku tahu, cinta hanyalah sebatas memberi
Ya, hanya itu yang aku tahu..
Oleh karena itu, aku sudah memberikan cintaku untukmu, mungkin selama ini kau tidak pernah menyadarinya. Tapi tak apa apa..
Terakhir, aku ingin..
Tetaplah bersinar Jinki, aku mohon..
Walaupun suatu saat nanti, aku sudah berada jauh disana..
Aku ingin tetap bisa melihatmu, melihat sinarmu..
Agar aku bisa tetap mencintaimu
Annyeong Jinki..
-Jung Hyera-
Setelah membaca itu, hati Jinki seperti tertampar. Dia merasa telah menjadi makhluk paling jahat. Hatinya tidak karuan setelah membaca surat dari Hyera itu. Ditambah dengan kata – kata yang mencurigakan yang ada di surat itu. Dengan cepat kilat, dia menelfon Sungyoung, sahabat Hyera.
“aku mohon angkatlah, angkatlah”Jinki sudah tidak bisa membendung tangisnya. Tak lama kemudian terdengar suara dari seberang telpon.
“ya, sebenarnya apa yang terjadi? Apa yang terjadi”semua pertanyaan dengan nada tinggi ia lontarkan. “ada apa dengan Hyera? Dimana dia? Katakana padaku”pertanyaan bertubi tubi Jinki lontarkan untuk Sungyoung.
“ya, Jinki~ kau sudah tau? Cepat datang ke Rumah Sakit Seoul, sekarang juga. Cepatlah, apabila kau masih ingin bertemu dengan Hyera”jelas Sungyoung. “rumah sakit? Ada apa dengannya?”Hati Jinki mencelos ketika mendengar kata – kata rumah sakit. “Apakah Hyera sakit, apa yang terjadi dengan dia”batin Jinki. “dia sakit. Datanglah, aku tidak bisa terus berbohong~ datanglah, jangan terlambat”kata Sungyoung. Jinki mematikan telponnya. Air matanya mengalir deras dari sudut matanya. “Hyera~~ aku akan datang, aku mencintaimu. Aku juga mencintaimu”batin Jinki. Dia berlari secepat mungkin menuju Rumah Sakit yang tidak jauh jaraknya dari gedung itu. “Arghhhh” Jinki berteriak keras. Dia mencepatkan langkahnya berlari..
Langkah Jinki berhenti ketika melihat sesosok yang ia cintai lemah terbaring di ranjang. Dia adalah Jung Hyera. Tubuh Jinki kaku seketika, ketika melihat Hyera tersenyum kepadanya. Sungguh rasanya tidak sanggup ia melihat orang yang selama ini ia sakiti tersenyum tulus seperti itu. Perlahan Jinki berjalan menghampiri ranjang dimana Hyera tergeletak lemas. Dia bersimpuh di dekat Hyera dan menangis sejadinya. Tangannya menggenggam erat tangan Hyera.
“wae?”hanya kata itu yang terdengar di tengah isakan tangis Jinki. “kau sudah tau semuanya?”Tanya Hyera dengan suara yang terdengar lemah sekali.
“kenapa kau melakukan ini? Kenapa kau berbohong? Kau sungguh bodoh”jelas Jinki kepada Hyera. Hyera yang sudah hampir menangis menahan air matanya dalam dalam, dan ia gantikan dengan senyum pahitnya. “benar, aku bodoh.. aku juga tak tahu mengapa. Benarkan, aku lancang? Aku benar - benar keterlaluan, maafkan aku Jinki”kata Hyera lirih. Tiba – tiba ciuman pertama Jinki sukses mendarat di bibir mungil Hyera. Hyera hanya terkejut ketika mendapatkan hal itu. “sekarang kau sudah tau bukan? AKU MENCINTAIMU, saranghae”jelas Jinki setengah berteriak. “Jinki-ah”tangis yang sudah Hyera tahan, kini pecah. Entah air mata kebahagiaan atau kesedihan yang dapat digambarkan oleh tangisan itu. “Jinki-ah, bisakah kau mendekat kepadaku?”pinta Hyera dengan terbata – bata. Tanpa berkata – kata Jinki mendekatkan wajahnya ke wajah Hyera sambil bersiap siap mendengar apa yang ingin Hyera katakan. “kau tahu? Mungkin, setelah malam ini. Aku tidak akan bisa bersamamu lagi.” Tak terasa air mata mereka berdua menetes. “Jinki-ah, jangan menangis. Bukannya lelaki hanya boleh menangis tiga kali dalam hidupnya, kau sendiri kan yang berkata seperti itu”kata Hyera sembari mengusap air mata yang telah menutupi permukaan pipi Jinki. “kau, jangan pernah kau mengatakan hal – hal seperti itu” “Ani, ini memang akan terjadi, cepat atau lambat aku akan pergi. Ini sudah terlambat” “aku mohon, jangan katakan itu lagi.”pinta Jinki. Hyera yang hanya bisa tertidur lemas, hanya mengusap air mata Jinki dengan kedua tangannya. Senyum pahit yang sedari tadi ia tampakkan. Seolah – olah realita begitu kejam bagi mereka berdua. “Jinki-ah, apabila aku pergi..”sebelum Hyera menyelesaikan air matanya, Jinki sudah mengunci kedua bibir Hyera dengan jarinya, berharap Hyera tiduk meneruskan perkataannya. “tidak, kau akan terus berada di sampingku, aku tidak akan membiarkanmu pergi. Kau pasti sembuh. Lalu kita akan menikah, dan mempunyai anak – anak yang lucu bukan?” “aku selalu berharap, aku bisa melakukannya.. tapi entahlah, semuanya terlalu buram untukku. Lee Jinki~ saranghae”Jinki yang mendengarnya hanya tersenyum getir, dan meneteskan air matanya lagi. “Saranghae, nado”balas Jinki. Dia mendekatkan wajahnya semakin dekat ke wajah Hyera, bibir Hyera yang menjadi tujuannya saat ini. Dia menatap Hyera sekilas, dan mencium bibirnya. Seolah – olah itu menjadi ciuman terpahit bagi mereka. Air mata mereka menetes bersamaan, turun ke bibir mereka dan sedikit demi sedikit masuk ke mulut mereka. Mereka bisa merasakan kegetiran air mata itu. Sesaat kemudian, Jinki melepaskan ciumannya membiarkan Hyera bernafas. Menatapnya lembut, dan tersenyum. Kemudian, kembali mencium bibir Hyera, kali ini sedikit berbeda. Ciuman yang kedua ini, menggambarkan seberapa cinta Jinki kepada Hyera. Dengan lembut Jinki mencium bibir bawah Hyera, tanpa sedikitpun menyakitinya. Setelah itu, ia ciumi pipinya dengan tulus. Tak ada secercah nafsu yang tampak dari raut muka Jinki. Semuanya tergambar seolah olah dia sangat mencintai Hyera, yah Hyera yang mungkin sebentar lagi akan pergi dari sisinya. Jinki mencium kening Hyera lama, lalu ia cium pipi Hyera yang basah dengan air mata lagi. Jinki menghapus air mata Hyera dengan kecupannya. Jinki memandang Hyera lekat, kedua tangannya memegang wajah Hyera, begitupun kedua tangan Hyera yang memeluk erat wajah Jinki. “Baby, Im afraid to sleep this nite. Aku takut ketika keesokan harinya, aku sudah berada di dunia yang berbeda denganmu”jelas Hyera. “Babe~ don’t worry, I’ll be by your side. Always..”balas Jinki menghapus air mata di pipi Hyera. Hyera merangkulkan kedua lengannya di leher Jinki, dan menariknya masuk kedalam pelukannya. “aku ingin waktu berhenti sekarang juga..”gumam Hyera. Hyera melepas pelukannya, dan tenggelam melihat tatapan Jinki. “Temani aku tidur malam ini”pinta Hyera. “kau tidak apa apa?”Tanya Jinki. “tidak, aku tidak apa apa. Tidak ada gunanya untuk berfikir seperti itu” Jinki mulai merebahkan badannya tepat disebelah Hyera dan menghadapkan badannya kearah Hyera agar dia bisa terus melihatnya. “Kau ingat, sudah banyak hal yang aku lakukan untukmu, mungkin ini saatnya kau berkorban untukku. Relakan aku pergi. Aku selalu berdoa kepada Tuhan, agar suatu saat nanti kita bisa bertemu lagi. Lee Jinki~ please always be my star. So, I always can watch you from place where I will be”gumam Hyera pelan tanpa Jinki dengar. Hyera memeluk Jinki erat sekali, setelah beberapa saat, pelukannya mengendur. “Hyera-ah~~ Hyeraaa.. Jung Hyera!!!”Jinki memeluk Hyera semakin erat. “Andwae!! Jangan secepat ini”Jinki menangis sejadinya
Keesokan harinya merupakan hari pemakaman Jung Hyera. Jinki tidak berhenti – henti menangis di depan batu nisan yang terukirkan nama Hyera tersebut. Dia tidak bisa berkata apa apa. Dadanya terlalu sesak hanya untuk berbicara. Jinki terduduk lemas di samping nisan itu.
“Jinki-ssi, coba kau baca ini. Itu adalah buku harian Hyera, sebenarnya kau tidak tahu apa - apa”ucap Sungyoung datar. Jinki hanya menerima Buku sederhana yang cukup tebal itu. “Semoga kau mengerti”kata Sungyoung sambil berlalu pergi.
Jinki membuka halaman diary itu. Dan ia mulai baca dengan seksama
Annyeong~
Kau tahu, hari ini aku bertemu dengan seseorang. Dia bernama Lee Jinki
Katanya, dia itu trainee dan akan menjadi arti tidak lama lagi ^^
Suaranya benar benar merdu..
Well, tapi dia sedikit menyebalkan, tapi dia teman yang baik
Ketika aku mencoba mendengar suaranya
Begitu bagus, dia ….
Jinki membaca dengan seksama, tidak jarang ekpresinya berubah -ubah. Kini pikirannya sedang berpetualang menelusuri kenangan masa lalunya bersama Hyera. Ia terus membaca, dan membaca
Kau tahu, sudah 1 tahun aku bersama Jinki..
Dia sekarang dengan dia dulu sudah berbeda, dia sudah menjadi artis terkenal
Dia sungguh tampan, entah sejak kapan aku mulai berfikiran seperti ini..
Akhir – akhir ini aku hampir tidak bisa menatap Jinki dengan seksama, jantungku selalu berdegup kencang apabila aku bersamanya..
Iya, aku sudah tahu aku menyukainya..
Tapi mungkin sekarang perasaan itu sudah berbeda..
Aku mencintainya, tapi entah sampai kapan aku akan memendam ini
Aku tidak mempunyai keberanian untuk memberi tahunya
Kalaupun aku bisa memberi tahun tentang perasaanku, mungkin ini akan hanya menjadi sebuah pengakuan, tidak lebih..
Terlalu banyak jarak diantara kita..
Dia sudah menjadi bintang, yang benar benar tidak bisa aku gapai
Aku bahkan menganggap diriku sebagai pungguk merindukan bulan
Jinki terus membacanya diiring senyum getir
Kau tahu, sekarang aku sudah tahu
Apa itu cinta, walau selamanya cinta ini tidak akan pernah berbalas
Walau selamanya cinta ini hanya akan menjadi cinta sejalan
Aku tidak apa..
Karna dia, Lee Jinki yang telah membuat hari hari ku lebih baik
Membuatku tersenyum, tertawa bahkan menangis..
Aku rela, mencintainya dengan cara seperti ini..
Melihatnya dari jauh, dan menjaganya dari jauh
Walau aku selalu berada di sampingnya, di sekitarnya..
Tapi kenapa aku selalu merasa aku sangat jauh darinya..
Seperti ada dinding pembatas yang menghalangi aku..
Kenapa harus seperti ini? Aku seperti ingin mengutuk nasibku sendiri
Kenapa dia harus setinggi itu untukku, tidak bisakah aku menggapainya
Semoga suatu saat nanti, dia bisa memahamiku.. melihat cintaku ini
Yah, semoga~
Sesak tangis terus menemani Jinki saat membaca diary itu, “Hyera~~ mianhae”sesal dirinya. Lembar demi lebar ia baca, air matanya menetes di setiap lembarnya. Mengingat semua memori usang itu, mengingat waktu yang ia sia siakan bersama Hyera
Akhir akhir ini, kondisi kesehatanku terus menurun
Aku sering merasa cepat lelah..
Tapi, semoga tidak akan terjadi apa apa
Kau tahu, hari ini Jinki memberiku tiket konsernya, ya konser tunggal Lee Jinki
Aku sangat menantikan hari itu..
Tangan Jinki serasa tak sanggup untuk membuka halaman selanjutnya
Itu adalah malam yang sangat indah
Dimana aku berada di antara ribuan penonton untuk menyaksikan Jinki
Selama konser itu, aku terus menangis senang, kau tahu
Dia sangatlah tampan, pakaian apik itu menyulap dirinya persis bagaikan pangeran
Ditambah suaranya yang lembut, mengingatkanku akan malaikat..
Dia terlihat bersinar, dari tempatku berdiri..
Banyak sekali fans yang berteriak, memanggil namanya, sesekali mereka mengusap air mata bahagia
Dan saat itu aku berfikir, aku mungkin sama seperti mereka, iya aku fans..
Mencintai seseorang yang jelas jelas tidak akan pernah mencintaimu secara personal..
Dari sini, aku melihat Jinki sebagai sosok yang jauh berbeda dariku, dia sungguh gemilang, menawan
Berbeda denganku.. Payah, aku menangis lagi..
Aku melihatnya jelas dari sini, sangat jelas..
Tapi apakah mungkin dia mengenaliku? Mampukah dia menemukan cintaku?
Memikirkan hal seperti itu hanya akan menyia nyiakan waktuku saja..
Karna setiap aku memikirkannya, toh jawabannya akan tetap sama.. IMPOSSIBLE
Mata Jinki terpejam sesaat, menghirup angin dingin yang menghempas wajahnya yang basah akan air mata. Dia beranikan lagi untuk membacanya
Hari ini penyakit sial itu sudah cukup menyiksaku..
Lebih baik, aku tidak usah memikirkannya, karna hari ini aku akan bertemu dengannya
Kau tahu, popularitas Jinki semakin meningkat, aku sungguh senang..
Tapi, itu membuat banyak sekali media yang ingin menyorot kehidupannya, dan sekarang, aku tidak bisa mengobrol dengan leluasa lagi seperti dulu
Kita menemukan tempat yang cocok untuk beradu, di sebuah puncak bangunan. Terdapat ruangan yang berbatas triplex tipis.. Yah, disitulah kami berkeluh kesah membagi cerita..
Triplex tipis itu menjadi pembatas antara kami berdua, kami mengobrol di antara triplex itu
Sekarang, aku hanya bisa mendengar suaranya, tidak lebih.. dia berada di seberang sana..
dan aku dibelakangnya, pendengar setia teriakan hatinya
Tapi itu cukup bagus, karna dengan seperti ini, dia tidak akan mengetahui keadaanku yang sebenarnya. Bahwa aku sakit, aku sakit..
Dan rasanya, tidak lama lagi aku akan meninggalkannya
Selama ia berkeluh kesah kepadaku, aku tidak bisa berkonsentrasi mendengarnya..
Aku terlalu sibuk menahan batukku, sungguh berat memang..
Tapi sekali lagi, ini baik. Apabila Jinki tahu hal ini, pasti dia akan bertanya kepadaku tentang penyakit sialku ini. Karna ketika aku menjelaskan ini kepadanya, sama saja aku mengucapkan perpisahan untuknya..
Aku tidak bisa, terlalu sulit..
Terlalu sulit untuk berhenti mencintainya, maafkan aku Jinki..
Aku lancang..
“Hyera pabo~ kenapa kau berbohong seperti itu kepadaku, kenapa?”isak Jinki. Sungguh berat untuk membuka halaman selanjutnya..
Waktu yang kupunya untuk hidup di dunia ini sudah tidak lama lagi..
Cepat atau lambat, itu akan terjadi..
Dan kematian itu yang hanya bisa menghentikan cintaku untuk Jinki
Cinta yang selama ini aku pendam, jauh di dalam lubuk hatiku. Terasa semakin sesak
Love that cannot be erased, even my tear glance broke because these painful tears..
Never, I can erase you from my heart..
Like stupid, Im stupid. But your name has imprinted in my heart
deep in my heart
Leave a burden feeling, leave heartbreak..
But I won’t to stop from loving you boy
Cause, loving you is all that I can do..
Though, you don’t know bot this, Im fine
Im fine, cause my love for you is all about giving..
And I don’t want anything else, but your smile
Even if my heart broke, until pieces..
Iam fine, If I could see you in your great smile..
“just to know, I always hide this great feeling~~ We are too blind. We never recognize our great love. ”gumam Jinki
Akan ada waktunya ketika sinar matahari itu redup
Akan ada waktunya ketika kemerlap bintang itu hilang
Akan ada waktunya ketika indahnya pelangi itu hilang
Dan, akan ada waktunya ketika aku hilang..
Akan ada waktunya ketika cintaku juga hilang, tergerus oleh waktu..
Di dunia yang fana ini, cinta kita tidak akan pernah bersatu..
Dinding perbedaan yang berdiri kokoh di antara kita akan selalu menghalangiku
Mungkin hanyalah di surga, cinta kita akan bersatu..
Kalaupun iya, aku akan menunggumu bersama Tuhan disini..
“Hyera-ah, Jung Hyera apakah aku harus melakukannya”isak Jinki sambil meneruskan membuka halaman selanjutnya. Halaman terakhir…
Kau..
Hanyalah sebuah ilusi untukku, yang tidak pernah menjadi kenyataan
Sebuah bayangan yang hanya akan menjauh apabila aku dekati
Kau..
Sesuatu yang tidak akan pernah bisa kuraih..
Meskipun ku berlari secepat mungkin, aku tidak akan pernah bisa mendapatkanmu..
Kau..
Seperti matahari yang terlalu terang
Aku silau akan cahayamu, sinarmu..
Aku bahkan tidak bisa melihatmu, menatapmu
Terlalu sulit..
Yah, itulah kau untukku..
Apabila, Tuhan memberikan ijin kepadaku untuk mencintaimu, menyayangimu
Aku cukup senang..
Aku cukup bahagia..
Biarkan aku mencintaimu, menjagamu..
walau kau tak pernah tahu itu..
biarkan aku melihatmu, menatapmu
walau hanya bisa aku lakukan dari jauh..
biarkan, kau mengisi hatiku
walaupun aku tidak akan pernah mengisi hatimu..
biarkan, air mata ini terjatuh hanya untukmu..
biarkan, senyum ini mengembang hanya untukmu..
ijinkanlah aku melakukan itu..
karna, hanya itu yang bisa aku lakukan untukmu
orang yang sudah mengisi hatiku, membuat hari hariku menjadi lebih indah
Terima Kasih, aku ucapkan..
Lee Jinki, Aku mencintaimu..
Selamat ulang tahun
Jinki menutup buku itu dan berdiri dengan sempoyongan. Dengan kesulitan ia berjalan mendekati makam Hyera, dia duduk bersimpuh sambil memegang erat batu nisan yang bertuliskan nama Hyera itu. Hembusan angin yang dingin menerpa tubuh lemas Jinki, di bawah mendungnya langit sukses membuatnya terlarut kesedihan yang semakin mendalam.
“Hyera-ah, asal kau tahu, apabila kau terlalu silau melihatku. Aku bersedia memadamkan sinarku. Agar kau bisa melihat diriku, memandangku dari dekat.. Aku bersedia melakukannya. Apabila kau berfikir akan selalu ada dinding pemabatas di antara kita. Kau salah besar, kalaupun itu ada.. Itu hanyalah sebatas perasaanmu saja.. Asal kau tahu, aku selalu mencintaimu”tangis Jinki semakin menjadi.
“Kini, Jinki yang bersinar itu sudah tidak ada lagi, karna dia telah kehilangan sinarnya.. Percuma aku hidup di dunia ini, karna seseorang yang menjadi sumber kekuatanku sudah pergi.. Karna orang yang menjadi alasan aku terus bersinar, sudah tiada.. There is no reason for me to live again”
“Hyera-ah, biarkan aku melakukan ini.. Kau tidak perlu melihatku dari sana, terus mencintaiku dari sana.. Tidak perlu Hyera”Kata Jinki terisak sambil mencari sepotong batu yang tajam
“Karna, sebentar lagi aku akan menyusulmu.. Tidak lama lagi kita akan bertemu. Kalau menurutmu, hanya surgalah tempat dimana kita bersama. Aku akan kesana sekarang juga.. Ini kan yang kau mau, Jung Hyera?”Jinki memulai menggoreskan batu tajam di tangannya, tepat di area nadinya.
“aku akan menepati janjiku untuk selalu berada di sisimu.. You start this painful love, Hyera.. Then I’ll end all of this. I love you~” Darah bercucuran dari tangan Jinki, membuatnya tergeletak lemas di tanah. Pandangannya mulai menghitam. Dan..
Dia menyusul Hyera
“kau tahu, aku sekarang mengerti. apa itu cinta sejati. Cinta yang sejati bukanlah diukur seberapa lam cinta itu bertahan, bukan seperti itu kan? Cinta itu selalu ada disini, dihati. Cinta sejati adalah cinta dimana kita mencintai seseorang tanpa mengharap apa – apa dari orang yang kita cintai. Tidak mengharap untuk memilikinya. Selalu ada untuknya, apabila ia terjatuh dan menangis, walaupun dia tidak tahu siapa kau, darimana kau. Cinta sejati, tidak selamanya digambarkan dengan bersatunya 2 insan yang saling mencintai, bukan? Tapi cinta itu sebuah pengorbanan. Tidak ada cinta tanpa pengorbanan”Jung Hyera
~~ THE END ~~
RCL Yaaaa~~ ^-^